Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sunan Kudus, dan Metode Dakwahnya

sunan-kudus


Di antara santri-santri paling kesohor dari alumni pesantren Ampeldenta yang didirikan oleh Sunan Ampel, terdapat sosok Ja'far Shadiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus. Ja'far Shadiq lahir dari keluarga bangsawan Kerajaan Demak. 

Jika ditarik lebih jauh lagi, jalur keturunannya sampai ke nasab Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali RA. Ayahnya adalah Usman Haji bin Ali Murtadha, saudara kandung Sunan Ampel. Sebelum meninggal, ayahnya adalah senopati atau panglima Kerajaan Demak. Usai mangkat, Ja'far Shadiq menggantikan jabatan ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Demak. 

Melalui posisi senopati itulah, Ja'far Shadiq menyebarkan Islam di wilayah Demak. Selain menjabat sebagai senopati, ia juga diangkat menjadi imam besar Masjid Agung Demak, serta menjadi qadhi atau hakim di Kerajaan tersebut. Ketika terjadi perselisihan internal di kerajaan Demak, Ja'far Shadiq kemudian pindah ke kawasan Tajug, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) yang ditulis Suhailid. 

Di kawasan Tajug ini, Ja'far Shadiq tidak lagi aktif di dunia politik dan fokus menyebarkan dakwah Islam. Strategi dakwah yang ia usung adalah melalui pendekatan seni dan budaya. Ia tidak langsung melarang masyarakat yang masih menganut kepercayaan animisme dan agama Hindu-Buddha, melainkan merangkulnya pelan-pelan. 

Berkat kharisma dan keluwesan pergaulannya, Ja'far Shadiq memperoleh simpati dari masyarakat. Dalam uraian "Genealogi Walisongo: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus" yang ditulis Mas'udi, dijelaskan bahwa alih nama dari Tajug ke Kudus juga dipengaruhi oleh Ja'far Shadiq. 

Berkat penerimaan dakwah yang disampaikan Ja'far Shadiq, wilayah Tajug kemudian berganti nama dengan Kudus, yang diambil dari kata Al-Quds, sebuah kota suci di Yerusalem. Karena itulah, Ja'far Shadiq dikenal dengan julukan Sunan Kudus. 

Sunan Kudus kemudian mengembangkan dakwahnya melalui akulturasi budaya dengan perlahan agar bisa diterima masyarakat setempat. Terbukti, masjid Kudus yang dibangun di masa dakwah beliau memiliki arsitektur unik. Menara masjidnya serupa candi. Sunan Kudus berhasil mengompromikan arsitektur Islam, Jawa, Hindu-Buddha, dan Tionghoa. 

Ajaran Islam dan strategi dakwah itu dituntut Sunan Kudus dari beberapa gurunya. Dalam buku Atlas Wali Songo (2016) yang ditulis Agus Sunyoto disebutkan beberapa guru Sunan Kudus seperti Kiai Telingsing, ulama Cina yang bernama asli The Ling Sing, Sunan Kudus juga belajar kiai-kiai pesantren Ampeldenta, dan ayahnya sendiri, Usman Haji bin Ali Murtadha. 

Selain itu, Sunan Kudus juga gemar mengembara ke wilayah-wilayah jauh seperti Hindustan hingga tanah suci Makkah. Dari sisi keluarganya, Sunan Kudus menikahi Dewi Rukhil, putri Sunan Raden Maqdum Ibrahim (Sunan Bonang). 

Dari istrinya itu, Sunan Kudus memiliki seorang anak bernama Amir Hasan. Setelah beberapa tahun mengabdi dan berdakwah di wilayah Kudus, Ja'far Shadiq atau Sunan Kudus pun tutup usia, tetapi tahun kematiannya tidak diketahui dengan jelas. Makam Sunan Kudus terletak di bagian belakang Masjid Agung Kudus, Jawa Tengah.

Gaya arsitektur candi pada Menara Kudus menyerupai candi-candi di Jawa Timur, salah satunya seperti Candi Jago di Malang. Selain itu, bangunan masjid ini juga menyerupai Menara Kukul di Bali.

Menara yang memiliki ketinggian 17 meter dan luas sekitar 100 meter persegi ini menjadi simbol akulturasi antara kebudayaan Hindu, Jawa, dengan Islam. Menara Kudus merupakan bangunan yang bernilai arkeologis dan historis tinggi.

Menurut cerita, Sunan Kudus membangun menara ini dengan cara menggosok-gosokkan batu bata yang satu dengan lain sehingga menjadi lengket. Di bagian ujung menara, yang beratap dua lapis dengan konstruksi kayu jati ini ditopang empat saka guru.

Selain itu, terdapat juga mustaka (kubah) mirip atap tumpang pada masjid-masjid tradisional Jawa. Fungsi dari menara itu adalah untuk tempat mengumandangkan adzan.

Menara Kudus kini menjadi objek wisata ziarah yang banyak dikunjungi wisatawan yang datang dari wilayah Indonesia terutama pada hari-hari tertentu seperti setiap tanggal 10 Muharram/Syuro.

Selain berziarah, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas Kota Kretek seperti soto Kudus yang banyak dijual di sekitar menara. Bagi pengunjung yang suka berburu oleh-oleh, di sebelah kanan-kiri menara terdapat warung-warung yang menjual makanan khas Kudus seperti jenang dan intip, makanan sejenis rengginang khas Kudus. 

Sunan Kudus menggunakan empat pendekatan dalam menyebarkan agama Islam.  

Pertama, Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan dengan membiarkan adat istiadat yang ada di masyarakat, dan mulai mengubahnya sedikit-demi sedikit. Ia juga mengedepankan jalan damai dan menghindari perpecahan selama berdakwah. 

Selanjutnya, Sunan Kudus juga menghormati masyarakat Hindu untuk menarik perhatian mereka. Salah satunya dengan memberikan perintah agar tidak menyembelih sapi. Karena pada saat itu sapi adalah hewan yang disucikan oleh masyarakat setempat. 

Larangan ini berawal dari cerita saat Sunan Kudus mendatangkan sapi dari India. Datangnya sapi itu membuat warga penasaran dan mendatangi Sunan Kudus. Karena dikira sapi itu akan disembelih. 

Namun, ternyata ini adalah salah satu cara untuk menarik masyarakat agar memeluk Islam. Saat masyarakat sudah berkumpul, Sunan Kudus menceritakan bahwa dulu ia hampir mati karena kehausan. Lalu datanglah sapi menyusuinya. 

Setelah itu ia mengatakan kepada masyarakat supaya tidak menyakiti sapi apalagi sampai menyembelihnya. Hal itu membuat masyarakat semakin tertarik padanya. 

Kemudian Sunan menarik perhatian pemeluk agama Buddha, yaitu dengan memberikan nuansa Buddha pada setiap arsitektur bangunan. Misalnya seperti bangunan menara Kudus, yang memiliki corak bangunan Hindu-Buddha-Islam sampai saat ini. 

Pendekatan terakhir adalah, memasukkan unsur-unsur Islami seperti maulidan pada setiap ritual masyarakat Jawa. Pada zaman dulu masyarakat kental dengan tradisi selamatan seperti mitoni hingga selamatan kematian. 

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Mengenal Sunan Kudus, dan Metode Dakwahnya"