Musim hujan sering menjadi tantangan besar bagi petani cabai merah keriting. Curah hujan tinggi membuat tanaman lebih rentan terserang penyakit, terutama layu bakteri dan antraknosa. Namun, pengalaman dari Pak Jajang, petani asal Garut, menunjukkan bahwa dengan cara budidaya yang tepat, cabai tetap bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen melimpah meski di tengah musim hujan.
Berikut 3 cara budidaya cabai merah keriting di musim hujan yang telah terbukti efektif menurut pengalaman beliau.
1. Memilih Varietas Yang Cocok Dengan Kondisi Lahan Dan Cuaca
Langkah pertama dan paling penting adalah memilih varietas yang cocok dengan kondisi lahan dan cuaca. Menurut Pak Jajang, perawatan boleh sama, tapi hasilnya bisa jauh berbeda tergantung varietas yang ditanam. Salah satu varietas cabai merah keriting yang direkomendasikan saat ini adalah CMK Serayu. Varietas ini dikenal memiliki bunga tidak mudah rontok, serangan thrips lebih bisa dikendalikan, dan performa tanaman terlihat lebih stabil meski cuaca naik-turun.
2. Pondasi Budidaya Atau Pupuk Dasar
Di tengah banyaknya petani cabai yang mengeluh soal serangan penyakit di musim hujan, Tanaman Pak Jajang tumbuh subur, daun tetap hijau sehat, dan yang paling mencengangkan buahnya jadi semua! Padahal jarak tanamnya rapat, hanya 30 cm antar tanaman dengan dua tanaman per lubang, tanpa perempelan, dan jarak antar bedengan hanya 30–40 cm. Secara teori, kondisi seperti ini bisa membuat tanaman mudah lembap dan berisiko tinggi terserang jamur. Tapi kenyataannya? Lahan Pak Jajang aman dari penyakit.
Apa rahasianya? Ternyata bukan pada obat atau semprotan mahal, melainkan pada pondasi budidaya atau pupuk dasar yang kuat dan minim pupuk kimia. Pak Jajang menggunakan pupuk kandang 300 kg untuk 30.000 tanaman, lalu menutup bedengan dengan mulsa agar kelembaban tetap terjaga. Di lubang tanam, ia menambahkan Isaru sebanyak 10 kg per petak, sebagai penambah kesuburan alami. Tanpa satu pun pupuk kimia! Menurutnya, pupuk kimia justru membuat tanah semakin asam, sehingga jamur lebih mudah menyerang akar dan batang. Prinsipnya sederhana namun mendalam: Kalau akar sehat, bagian atas pasti aman. Keseimbangan antara mikroorganisme tanah dan nutrisi organik menjadi kunci utama yang menjaga tanaman tetap bugar dari bawah hingga atas. Dari pengalaman Pak Jajang ini, kita bisa belajar bahwa kesuksesan budidaya cabai tidak selalu bergantung pada dosis pupuk kimia atau pestisida, melainkan pada cara memperlakukan tanah sebagai sumber kehidupan tanaman.
3. Perawatan Cabai Merah Keriting Bebas Layu dan Busuk Batang.
Setelah menyiapkan pupuk dasar organik yang kuat, langkah berikutnya yang dilakukan Pak Jajang adalah perawatan rutin sejak awal tanam hingga masa produksi. Semua dilakukan dengan teliti, konsisten dan tentunya dengan produk murah tanpa ketergantungan pada bahan kimia berlebihan. Kuncinya ada pada keseimbangan nutrisi dan kestabilan pH tanah. Pada umur 10 hari setelah tanam (HST), Pak Jajang mulai memberikan perlakuan kocor pertama. Campurannya terdiri dari kalsium cair 1 liter, Ultradap 1 kg, dan asam humat 1 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air. Campuran ini diberikan langsung ke pangkal tanaman. Tujuannya untuk menguatkan akar muda, menetralkan pH tanah, serta memacu pertumbuhan awal yang sehat. Asam humat di sini berperan besar sebagai penahan keasaman tanah sekaligus perangsang akar, sehingga mikroba baik tetap aktif dan akar lebih cepat menyerap nutrisi. Memasuki umur 20 dan 30 HST, tanaman mulai tumbuh kokoh dan siap membentuk cabang produktif. Di fase ini, Pak Jajang meningkatkan kombinasi nutrisinya menjadi asam humat 1 kg + NPK Cantik 3 kg + kalsium cair 1 liter. NPK Cantik berfungsi menyeimbangkan unsur N, P, dan K agar daun tetap hijau sehat dan batang kuat. Sementara kalsium berperan menjaga kekuatan dinding sel tanaman, membuatnya tidak mudah retak atau terserang busuk batang.
Pada fase 40 HST, tanaman memasuki masa kritis menjelang produksi. Di sinilah formulasi pupuk kocor menjadi lebih lengkap: asam humat 1 kg + NPK 16-16-16 sebanyak 4 kg + kalsium cair 1 liter + Morden Foll 1 liter + Vitaron SL 1 liter. Kombinasi ini bukan hanya memberikan nutrisi makro lengkap, tapi juga memperkaya unsur mikro yang penting untuk pembentukan bunga dan buah. Morden Fol dan Vitaron SL berperan sebagai sumber nutrisi tambahan agar bunga tidak mudah rontok.
Untuk pupuk susulan, Pak Jajang hanya memberikannya sekali menggunakan campuran TSP 1 kwintal + ZA 50 kg + Phonska 50 kg + Powersoil 1 kg + kalsium 1 kg. Campuran ini diaplikasikan ke lubang susulan guna menjaga pasokan unsur fosfor dan kalium yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pembesaran buah. Meskipun masih menggunakan sedikit pupuk anorganik, dosisnya sangat terkendali karena walaupun kebutuhannya terlihat banyak itu untuk 30.000 tanaman. Selain itu juga ada asam humat dan kalsium yang selalu ditambahkan untuk menetralkan efek keasaman. Itulah sebabnya, tanaman tidak pernah menunjukkan gejala layu atau busuk batang, meski cuaca lembap dan curah hujan tinggi. Selain perawatan kocor, penyemprotan rutin juga menjadi bagian penting. Setiap seminggu sekali, tanaman disemprot dengan kombinasi fungisida Cabrio Top dan Benefit untuk pencegahan penyakit daun, serta nutrisi daun Morden Fol dan Vitaron SL untuk memperkuat jaringan tanaman. Insektisida digunakan hanya sesuai kondisi lapangan, tidak dijadwalkan rutin, agar populasi serangga alami tetap seimbang.
Menurut Pak Jajang, yang terpenting bukan seberapa banyak pupuk diberikan, tetapi bagaimana menjaga keseimbangan tanah agar tetap sehat. Selama pH stabil dan akar tidak stres, tanaman akan mampu bertahan menghadapi cuaca ekstrem maupun serangan penyakit. Prinsip ini terbukti berhasil, lahan tetap hijau, batang kokoh, dan setiap bunga yang muncul berhasil menjadi buah.
Posting Komentar untuk "3 Cara Budidaya Cabai Merah Kriting di Musim Hujan"