Kisah Nu'man bin Muqrin dan Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul
Nu'man bin Muqrin
Nama lengkapnya Nu'man bin Muqrin bin'Aidz Al-Muzni,biasa dipanggil Abu Amr.Ia mempunyai sebelas saudara, dan semuanya masuk Islam.
Ia pernah membawa panji yang dihias dalam pembebasan kota Makkah.
Sa'ad bin Abi Waqqash pernah menugasinya-atas instruksi dari Umar a-untuk memerangi Harmudzan, raja Persia. Ia bergerak dari Kufah menuju wilayah Ahwaz dan memerangi Harmudzan. Setelah itu, ia bergerak menuju Tastar dan menaklukkannya. Ia kembali ke Madinah dengan membawa berita gembira tentang kemenangan pasukan kaum muslimin dalam perang Al-Qadisiyah.
Suatu hari,Umar bin Al-Khathab masuk ke dalam Masjid Nabawi dan mendapati Nu'man sedang shalat. Umar lalu duduk di sampingnya dan menunggunya sampai selesai shalat. Seusai shalat, Umar mengatakan, “Aku akan menugaskanmu lagi?” “Kalau menjadi kolektor pajak aku tidak mau, tapi kalau sebagai panglima perang aku terima," jawab Nu'man . “Aku akan menugaskanmu sebagai panglima perang," kata Umar .Pada saatitu,t ersiar kabar bahwa penduduk Isfahan, Hamadan, Ray, Azerbaizan, dan Nahrawand telah berkumpul dan bersatu kembali. Umarsangat cemas mendengar berita tersebut, lalu ia mengangkat Nu'man untuk menumpas mereka.
Nu'man pun berangkat menuju Kufah dan mempersiapkan pasukan.Ia bersama pasukannya menyerang wilayah Isfahan dan akhirnya wilayah ini berhasil ditaklukkan. Lalu ia bersama pasukannya bergerak menuju wilayah Nahrawand, namun ia gugur dalam pertempuran ini tahun 21 H.
Tatkala Nu'man sampai di Nahrawand, ia bermunajat dan berkata, “Ya Allah, anugerahilah Nu'man kesyahidan dengan pertolongan pasukan kaum muslimin dan berilah mereka kemenangan dalam pertempuran ini." Pasukan kaum muslimin mengamini do'a yang dipanjatkannya tersebut, lalu ia mengatakan kepada para pasukannya, “Jika panji ini robek menjadi tiga bagian, maka hendaklah kalian membawa robekan yang ketiga." Pasukan kaum muslimin pun menyerang pasukan musuh hingga akhirnya do'a Nu'man terkabul dan ia gugur sebagai pahlawan syahid.
Pada hari meninggalnya, Umar bin Al-Khathab menyiarkan berita kematiannya di atas mimbar sambil meneteskan air mata.
Tentang Nu'man , bin Mas'ud berkata, “Sesungguhnya iman itu memiliki rumah dan kemunafikan juga memiliki rumah. Di antara rumah iman itu adalah rumah Ibnu Muqrin.”
Ia meriwayatkan 6 hadits dari Nabi .Di antaranya, ia berkata, "Aku pernah menyaksikan Rasulullah, bila Beliau tidak menyerang di awal siang, Beliau menunda penyerangan hingga mentari terbenam. Angin pun berhembus kencang dan pertolongan pun turun." (HR.Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul
Nama lengkapnya Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Malik bin Harits Al-Anshari Al-Khazraji, biasa dipanggil Abu Hubab. Sebelum masuk Islam ia bernama Hubab. Setelah masuk Islam, Rasulullah mengganti namanya menjadi Abdullah.
Ayahnya, Abdullah bin Ubaybin Salul, hampir saja dinobatkan menjdi raja Madinah sebelum kedatangan Rasulullah di Madinah. Karenanya, ayahnya sangat membenci Nabi dan menyembunyikan kemunafikannya.
Ketika ayahnya mengatakan dalam perang Bani Musthaliq, "Seandainya kami kembali ke Madinah, niscaya orang yang paling mulia akan keluar (terusir) dari Madinah menjadi orang yang paling hina." Abdullah mengatakan kepada Nabi , “Demi Allah, dialah orang yang hina dan Andalah yang mulia, wahai Rasulullah. Jika Anda mengizinkan aku untuk membunuhnya, aku akan membunuhnya. Demi Allah, seluruh anggota kabilah Khazraj tahu bahwa tidak ada seorang pun yang paling berbakti kepada orang tuanya dari aku. Aku khawatir Anda menyuruh seorang muslim untuk membunuh ayahku dan aku tidak kuasa melihat orang yang membunuh ayahku hidup dan aku khawatir membunuh seorang muslim sehingga aku kelak dimasukkan ke dalam neraka.” Nabi menjawab, "Tetapi kita harus mempergaulinya dengan baik dan bersikap lemah lembut dalam bergaul. Jangan sampai orang-orang mengatakan bahwa Muhammad membunuh sahabatnya sendiri. Jadi,berbaktilah kepada ayahmu dan pergaulilah dia dengan baik!"
Ketika ayahnya meninggal, ia memohon agar Nabi menshalati jenazahnya. Nabi memberikan gamis Beliau sebagai kain kafan jenazahnya. Tatkala Nabi hendak menshalatkannya dan memohon ampun untuknya, Umar bin Al-Khathab berkata, “Ya Rasulullah, bukankah Allah telah melarang Anda untuk menshalati jenazah orang-orang munafik?” Beliau menjawab, "Aku berada di antara dua pilihan, aku memohon ampun atau tidak memohon ampun untuk mereka." Kemudian Beliau menshalati jenazah Abdullah bin Ubay. Lalu turunlah firman Allah, “Dan janganlah kamu sekali-kali menshalati (jenazah) seorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya."(At-Taubah:84). Setelah ayat ini turun, Beliau tidak menshalati jenazah orang-orang munafik.
Ia meriwayatkan 3 hadits dari Nabi . Ia gugur sebagai syahid tahun 12 H dalam perang Al-Yamamah melawan Musailamah Al-Kadzdzab.
Posting Komentar untuk "Kisah Nu'man bin Muqrin dan Abdullah bin Abdullah bin Ubay bin Salul"