Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tata Cara Tawaf dalam Ibadah Haji

tata cara tawaf

Ibadah haji adalah salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Selama menjalankan ibadah haji, setiap muslim akan melalui serangkaian ritual yang melibatkan tawaf, sa'i, serta berbagai amalan lainnya. Dalam artikel ini, kita akan fokus pada tata cara tawaf, salah satu ritual yang paling penting dalam ibadah haji.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan haji karena Allah dan tidak berbicara yang buruk dan tidak melakukan perbuatan yang jahat, maka dia akan kembali seperti pada hari ibunya melahirkan dia." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya, tawaf adalah mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram Makkah sebanyak tujuh kali dalam arah putaran searah jarum jam. Ibadah tawaf ini mengandung makna spiritual yang mendalam bagi umat Muslim. Melalui tawaf, umat Muslim mengungkapkan rasa cinta dan penghormatan mereka kepada Allah serta mengekspresikan ketaatan dan kepatuhan mereka terhadap-Nya.


Berikut ini adalah tata cara tawaf yang harus diperhatikan oleh setiap jamaah haji

1. Niyyah (Niat)

Sebelum memulai tawaf, seorang jamaah harus memperkuat niatnya dengan sungguh-sungguh. Niat adalah bagian yang penting dalam setiap ibadah Muslim, termasuk tawaf. Seorang muslim harus menyadari bahwa mereka melakukan tawaf semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah.

2. Wudhu

Sebelum memulai tawaf, jamaah harus melakukan wudhu atau bersuci. Wudhu merupakan proses membersihkan diri secara fisik dan spiritual yang wajib dilakukan sebelum menjalankan ibadah. Dengan berwudhu, seorang muslim diharapkan dalam keadaan suci saat melakukan tawaf.

3. Hajar Aswad

Hajar Aswad atau Batu Hitam merupakan titik awal dan akhir tawaf. Setelah selesai berwudhu, jamaah haji harus mendekati Hajar Aswad, memulai tawaf dengan menyentuh, mencium, atau mengangkat tangan mereka ke arah batu tersebut. Tindakan ini merupakan sunnah yang dilakukan untuk menunjukkan permulaan dan akhir tawaf.

4. Safa dan Marwah

Setelah melepas diri dari Hajar Aswad, jamaah harus menuju bukit Safa untuk memulai sa'i. Sa'i adalah proses berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini mengingatkan kita akan upaya Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang mencari air untuk putranya Ismail. Meskipun sa'i bukan bagian dari tawaf, ritual ini penting dilakukan setelah tawaf.

5. Putaran Tawaf

Setelah menyelesaikan sa'i, jamaah kembali ke Ka'bah untuk memulai putaran tawaf. Tawaf dimulai dengan meletakkan telapak tangan di Hajar Aswad, menciumnya, atau menyentuhnya jika memungkinkan, kemudian berjalan searah jarum jam mengelelilingi Ka'bah. Jamaah harus berjalan dengan tenang dan khusyuk, mengucapkan dzikir, doa, dan membaca ayat suci Al-Qur'an selama melaksanakan tawaf. Sebaiknya, jamaah berusaha untuk berada di dekat Ka'bah sebanyak mungkin, namun jika terlalu ramai, mereka dapat berputar di sekitar area yang lebih jauh.

6. Hijr Ismail

Hijr Ismail adalah area yang terletak di sisi Ka'bah dan berdampingan dengan dinding Ka'bah. Meskipun tidak termasuk dalam wilayah Ka'bah itu sendiri, Hijr Ismail memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi. Selama melaksanakan tawaf, jamaah disarankan untuk berusaha mencium atau menyentuh Hijr Ismail jika memungkinkan, sebagai tanda penghormatan kepada tempat yang memiliki kaitan erat dengan sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail.

7. Ramal dan Idtiba

Pada putaran ketiga dan keempat tawaf, jamaah pria harus menggandengkan sisi pakaian mereka sebelah kanan dan menampakkannya di atas bahu kanan mereka, sedangkan bahu kiri tetap terbuka. Tindakan ini disebut dengan "ramal" dan mengingatkan kita akan tindakan Nabi Ibrahim saat membangun kembali Ka'bah bersama putranya Ismail. Setelah itu, jamaah harus menjaga bahu kiri terbuka sepanjang sisa tawaf, yang disebut "idtiba".

8. Istilam

Setelah selesai mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, jamaah harus mendekati Hajar Aswad sekali lagi dan menciumnya, menyentuhnya, atau mengangkat tangan mereka ke arah batu tersebut. Ini menandai akhir tawaf dan menunjukkan penghormatan terakhir sebelum meninggalkan area tawaf.

Tata cara tawaf ini mengandung makna yang dalam dan memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, mengingat sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya, serta menyatukan umat Muslim dari berbagai belahan dunia yang berkumpul di satu tempat suci. Tawaf mengajarkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kesatuan umat Muslim dalam menyembah Allah.


Selain tata cara tawaf yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan selama melaksanakan tawaf dalam ibadah haji:

• Menghormati orang lain: Selama tawaf, jamaah harus menjaga etika dan menghormati orang lain di sekitar mereka. Hindari mendorong atau menjatuhkan orang lain, berbicara dengan keras, atau melakukan tindakan yang mengganggu kekhusyukan ibadah orang lain.

• Kesabaran dan ketenangan: Area tawaf di Masjidil Haram sering kali sangat ramai dan padat. Oleh karena itu, jamaah harus bersabar dan menjaga ketenangan, terlebih saat menghadapi kerumunan yang mungkin terjadi. Ingatlah bahwa ibadah ini adalah ibadah yang penuh dengan ujian dan tantangan, dan menjaga kesabaran dan ketenangan adalah bagian integral dari pengalaman haji.

• Menjaga kebersihan diri

Selama tawaf, penting bagi jamaah untuk menjaga kebersihan diri mereka. Hindari buang air kecil atau besar di area tawaf, dan pastikan untuk menggunakan fasilitas toilet yang disediakan. Selain itu, jamaah harus menjaga kebersihan pribadi mereka dengan menggunakan wewangian yang tidak berlebihan atau produk-produk yang dapat mengganggu ibadah orang lain.

• Keselamatan pribadi

Karena jumlah jamaah haji yang besar, keamanan pribadi menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Pastikan untuk selalu menjaga barang berharga Anda dengan aman, seperti dompet, paspor, atau perhiasan. Juga, jangan ragu untuk meminta bantuan petugas keamanan jika Anda merasa tidak aman atau membutuhkan bantuan.

• Menghormati waktu dan tempat

Tawaf dapat dilakukan kapan saja selama waktu ibadah haji, tetapi ada beberapa saat yang lebih disarankan untuk melaksanakannya, seperti pada malam hari ketika kerumunan lebih sedikit. Selain itu, penting untuk menghormati tempat suci ini dengan tidak mengambil foto atau merekam video secara berlebihan, menghormati tanda dan panduan yang diberikan, serta menghindari perilaku yang tidak pantas.

• Mengaktualisasikan makna tawaf

Tawaf bukan hanya sekadar mengelilingi Ka'bah secara fisik, tetapi juga memahami makna dan simbolisnya. Selama tawaf, luangkan waktu untuk merenungkan hubungan Anda dengan Allah, meningkatkan kesadaran diri, memohon ampunan, dan mengungkapkan permohonan dan doa pribadi Anda kepada-Nya. Dengan menghayati makna tawaf, pengalaman ibadah haji akan menjadi lebih bermakna dan mendalam.


Tawaf dalam ibadah haji adalah salah satu ritual yang paling penting dan suci bagi umat Muslim. Dengan mengikuti tata cara tawaf yang benar, menjaga adab dan etika selama melaksanakannya, serta memahami makna spiritual yang terkandung di dalamnya, kita dapat memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, menghidupkan sejarah Nabi Ibrahim dan keluarganya, serta merasakan kebersamaan dan kesatuan sebagai umat Muslim yang berkumpul di bawah atap yang sama. Semoga bagi yang menjalankan ibadah haji diterima oleh Allah dan membawa keberkahan serta kebaikan bagi diri dan umat Muslim di seluruh dunia.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah." (Al-Baqarah: 196)

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk " Tata Cara Tawaf dalam Ibadah Haji"