Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapa Al Jassasah yang Bersekutu dengan Dajjal?

al jassasah


Dajjal ternyata tidak sendirian. Ada sosok yang turut menemani Dajjal dalam berkeliling untuk menyesatkan manusia.

Hal ini didasarkan dari salah satu hadits yang mengisahkan pertemuan antara salah seorang sahabat nabi dengan Dajjal. Menurut keterangan hadits tersebut, sebelum bertemu Dajjal, sahabat nabi tersebut berhadapan dengan Al Jassasah terlebih dahulu.


Siapa Al Jassasah?

Menurut penelusuran, tidak banyak sumber yang menjelaskan secara rinci tentang Al Jassasah. Sumber hadits yang mengisahkan tentang pertemuan sahabat nabi dan Dajjal dalam riwayat hadits Muslim Nomor 2942 Bab Quissotul Jasasah pun tidak banyak menjelaskan tentang makhluk tersebut.

Lebih lanjut, dikutip dari Syeikh Mutawalli Sya' Rawi dalam buku Kemunculan Nabi Isa Imam Mahdi & Dajjal, hadits tersebut hanya menjelaskan, Al Jassasah adalah salah satu makhluk melata dengan memiliki banyak bulu kasar. Namun, tidak dijelaskan apakah Al Jassasah ini termasuk dalam kelompok makhluk melata yang muncul pada akhir zaman kelak.

Menurut Tafsir Al Qurthubi, secara bahasa, Al Jassasah bermakna mata-mata. Dinamakan demikian karena ia selalu mengintai kabar untuk nantinya disampaikan pada Dajjal.

Tafsir tersebut juga berpendapat, Al Jassasah berbeda dengan binatang melata yang dikabarkan kedatangannya pada akhir zaman kelak. Sebaliknya, Al Jassasah hanya dimaknai sebagai mata-mata utusan Dajjal

Adapun kisah selengkapnya mengenai salah seorang sahabat nabi bernama Tamim Ad Daariy yang bertemu dengan Al Jassasah dan Dajjal adalah sebagai berikut.

Kisah Sahabat Nabi Bertemu Al Jassasah dan Dajjal

Kala itu, Tamim tengah melakukan perjalanan pada suatu pulau. Di tengah perjalanan, Tamim melihat hewan aneh yang menyebut dirinya sebagai mata-mata bernama Al Jassasah.

Setelahnya, mereka bertemu makhluk yang berbulu lebat hingga tidak dapat dibedakan antara bagian depan dan belakang. Mereka pun bertanya, "Siapakah kamu ini hai makhluk berbulu?"

Makhluk berbulu itu menjawab, "Aku adalah Al Jassasah."

Mereka bertanya lagi, "Apakah Jassasah itu?"

Bukannya menjawab, makhluk itu berkata, "Hai sekalian manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki di suatu biara, karena ia sangat mengharapkan berita dari kalian."

Setelah mendengar itu, rombongan mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut karena mengira makhluk aneh itu adalah setan. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam pulau tersebut.

Tiba-tiba, mereka bertemu dengan seseorang yang sangat besar di suatu biara. Diakui oleh Tamim sendiri, ia belum pernah melihat orang yang sebesar dan sekekar itu. Makhluk inilah yang mengaku dirinya Dajjal.

Kedua tangan orang tersebut terbelenggu pada lehernya dan kedua kakinya dirantai dengan besi antara kedua lutut hingga kedua mata kakinya. Rombongan Tamim pun bertanya, "Siapakah kamu ini?"

Makhluk itu menjawab, "Bukankah kalian telah memperoleh sedikit informasi tentang diriku, maka sekarang beritahukanlah kepadaku siapakah kalian sebenarnya?"

Tamim dan kawanannya menjawab, "Kami adalah orang-orang yang berasal dari Arab. Kami berlayar mengarungi laut dengan menggunakan perahu. Kemudian kami terbawa ke tengah laut pada saat gelombang laut mulai membesar."

Mereka pun menceritakan pertemuan dengan hewan aneh tersebut pada si makhluk raksasa.

Laki-laki di biara itu kemudian bertanya pada mereka, "Hai rombongan pengendara perahu, beritahukanlah kepadaku tentang kebun kurma Baisan?"

Dijawab oleh rombongan Tamim bertanya, "Tentang hal apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?"

Laki-laki itu menjawab, "Aku bertanya tentang pohon kurma kepada kalian, apakah ia telah berbuah?"

Kami menjawab, "Ya. Pohon kurma itu telah berbuah." Laki-laki itu justru berkata bahwa pohon kurma tersebut sebentar lagi tidak akan berbuah. Ia lalu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang telaga Thabariyyah?"

Rombongan Tamim balik bertanya, "Apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?"

Laki-laki itu berkata, "Apakah telaga tersebut ada airnya?"

Dijelaskan pada laki-laki biara tersebut bahwa air telaga ada sangat banyak. Namun, sang laki-laki kembali berkata bahwa air telaga itu akan habis.

Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang seorang nabi utusan Allah yang ummi, apa yang telah ia lakukan?"

Rombongan Tamim menjawab, "Nabi tersebut telah keluar dari Kota Makkah dan menetap di Kota Yatsrib (Madinah)."

Laki-laki itu bertanya lagi, "Apakah nabi itu dimusuhi oleh orang Arab?" Dan kemudian dijawab dengan, "Ya, ia selalu dimusuhi orang Arab."

Laki-laki itu terus bertanya, "Bagaimana upaya nabi tersebut dalam menghadapi mereka?"

Kemudian dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW yang dimaksud tersebut telah berhasil dalam menyebarkan dakwahnya. Hingga lelaki biara itu menjawabnya dengan panjang lebar sembari menjelaskan siapa dirinya. Hal ini pun menjelaskan mengapa ia mengetahui tentang masa yang akan datang.

"Sungguh lebih baik apabila orang Arab itu mematuhinya. Sekarang, baiklah aku akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku! Sesungguhnya aku ini adalah al Masih Dajjal dan sebentar lagi aku telah diizinkan untuk keluar. Setelah itu, aku akan menjelajahi dunia hingga tidak ada satu kampung pun yang tidak aku singgahi dalam jangka waktu empat puluh malam, kecuali Kota Makkah dan Thaybah (Madinah).

Aku dihalangi untuk memasuki kedua kota tersebut. Setiap kali aku berupaya untuk memasuki salah satunya, maka seorang malaikat akan menghadangku yang siap sedia dengan pedang di tangannya. Sementara itu, di setiap penjuru Kota Makkah dan Madinah ada beberapa malaikat yang menjaganya."

Meski demikian, masih ada bantahan dari ulama mengenai hadits di atas seperti Imam Al Hakim yang menyayangkan Muslim memasukkan hadits di atas ke dalam Kitab Shahih-nya dengan berkata, "Seandainya Muslim tidak mengeluarkan hadits tersebut tentu lebih baik."

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari juga beranggapan hadits di atas sebagai hadits gharib yang hanya diriwayatkan perseorangan. Namun, ada yang berpendapat, hadits Al Jassasah dan Dajjal itu diriwayatkan pula oleh Abu Hurairah, Aisyah, dan Jabir. 


Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal

1. Versi Pertama

Doa terhindar dari fitnah Dajjal yang pertama didasarkan dari keterangan hadist dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW. Ia mengatakan, Rasulullah dalam salatnya pernah membaca doa berikut.


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allahumma inni audzubika min 'adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal" (HR Muslim).


2. Versi Kedua

Doa ini dinukil dari Abu Hurairah RA yang menganjurkan muslim untuk memanjatkan doa setelah selesai membaca bacaan dalam tahiyat akhir. Doa ini ditujukan untuk memohon perlindungan pada Allah SWT dari siksa neraka, azab kubur, bencana, dan fitnah Dajjal.


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Bacaan latin: Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar

Artinya: "Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksaan api neraka," (HR Bukhari).

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Siapa Al Jassasah yang Bersekutu dengan Dajjal?"