Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal 12 Nama Bulan dalam Kalender Islam beserta Sejarahnya

kalender islam

1. Muharram

Muharram menjadi bulan pertama dalam kalender Islam dan memiliki 30 hari. Muharram memiliki arti diharamkan atau tidak diperbolehkan. Asal kata nama Muharram ini awalnya berdasarkan kepercayaan bahwa perang tidak boleh dimulai di bulan Muharram.

Kepercayaan tersebut masih terus dipegang sampai saat ini. Tercatat, di negeri Arab belum pernah ada satu perang pun yang dimulai di bulan Muharram.


2. Safar

Bulan ke dua dalam kalender Hijriah bernama Safar. Sama seperti bulan Februari, Safar juga memiliki 29 hari. Secara bahasa, safar memiliki arti kosong. Arti kata ini merujuk pada ajakan untuk para pemuda di masa Rasulullah untuk melakukan perjalanan atau merantau dari perkampungan tempat tinggalnya saat bulan Safar.


3. Rabi'ul Awal

Rabi'ul Awal merupakan bulan ke tiga dalam kalender Hijriah yang berjumlah 30 hari. Rabi'ul Awal memiliki arti pulangnya para pemuda dari perantauan menuju kampung halaman mereka.

Bulan ini merupakan bulan spesial bagi umat Islam. Sebab, di bulan inilah Rasulullah SAW lahir. Tepatnya pada tanggal 12 Rabi'ul Awal. Maka dari itu, setiap bulan Rabi'ul Awal umat Islam akan merayakan Maulid atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


4. Rabi'ul Akhir

Dalam kalender Hijriah, bulan ke empat dinamakan Rabi'ul Akhir yang memiliki 29 hari. Arti nama Rabi'ul Akhir adalah kegiatan beternak atau menggembala unta dan domba yang dilakukan oleh para pemuda yang baru saja pulang dari perantauan pada bulan sebelumnya.


5. Jumadil Awal

Bulan ke lima dalam penanggalan Hijriah adalah Jumadil Awal atau Jumadil Ula. Jumadil Awal memiliki 30 hari dalam satu bulan. Arti kata Jumadil Awal adalah dimulainya musim kekeringan. Pada bulan ini, biasanya lahan akan kering yang menyulitkan untuk bercocok tanam.


6. Jumadil Akhir

Selanjutnya di bulan ke enam bernama Jumadil Akhir atau Jumadil Tsaniyah. Jumlah hari dalam bulan ini sebanyak 29 hari. Jumadil Akhir memiliki arti disambutnya bulan baru yang mengakhiri masa sulit pada bulan sebelumnya.


7. Rajab

Rajab merupakan bulan ke tujuh dalam kalender Hijriah dan terdiri dari 30 hari. Rajab memiliki arti mulai dan menahan diri. Bulan Rajab juga menjadi bulan yang istimewa karena peristiwa Isra' Mi'raj terjadi di bulan ini. Oleh karena itu, setiap bulan Rajab, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Isra' Mi'raj.


8. Syaban

Syaban merupakan bulan ke delapan dan terdiri dari 29 hari dalam penanggalan kalender Hijriah. Arti kata Syaban ini merujuk pada kelompok. Sebab, awalnya, pada bulan Syaban, masyarakat terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok untuk mempertahankan komunitas mereka. Kelompok tersebut memiliki tugas masing-masing, mulai dari mencari air, beternak, hingga menjaga keamanan komunitasnya.


9. Ramadan

Ramadan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan ini merupakan bulan ke sembilan dalam kalender Hijriah. Di bulan ini umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa dan menunaikan zakat fitrah.

Bulan Ramadan menjadi sangat spesial karena setiap pahala yang dikerjakan nilainya dapat mencapai 100 kali lipat dibandingkan dengan bulan lainnya. Maka dari itu, sangat merugi bagi mereka yang tidak memperbanyak ibadah dan amal kebaikan di bulan Ramadan.


10. Syawal

Syawal menjadi bulan ke-10 dalam kalender Hijriah dan terdiri dari 29 hari. Bulan Syawal menjadi bulan yang paling dinanti karena umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal setelah satu bulan penuh berpuasa di bulan Ramadan.


11. Dzulqaidah

Setelah Syawal, bulan ke-11 di kalender Hijriah bernama Dzulqaidah. Terdiri dari 30 hari, Dzulqaidah memiliki arti tenang. Maksud tenang di sini adalah sebagai masa istirahat setelah perayaan besar di bulan Syawal. Oleh karena itu, di bulan Dzulqaidah juga dilarang untuk dimulainya perang.


12. Dzulhijah

Dzulhijah merupakan bulan ke-12 dalam penanggalan Hijriah. Sama seperti Februari, di tahun kabisat, jumlah hari dalam Dzulhijah akan bertambah satu. Yakni dari 29 hari ke 30 hari.

Bulan Dzulhijah juga menjadi bulan yang istimewa. Sebab, dalam bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk menunaikan ibadah haji bila mampu dan menyembelih hewan qurban setiap tanggal 10 Dzulhijah.


Sejarah Penentuan Kalender Islam (Hijriyah) 

Pada tahun 638 Masehi, 'Umar bin Al Khattab yang saat itu menjadi khalifah melihat sebuah masalah. Diceritakan bahwa Abu Musa al Asy'ari menulis kepada Umar: "Surat-surat sampai kepada kami dari Amirul Mu'minin, tetapi kami bingung bagaimana menjalankannya. Kami membaca sebuah dokumen tertanggal Sya'ban, namun kami tidak tahu ini untuk tahun yang lalu atau tahun ini." (Syaikh Abdurrahman al Jabarti, 1825). Umar kemudian mengumpulkan para shahabat dan mereka yang bertugas di pusat pemerintahan. Diceritakan dari Ibnu Abbas bahwa semenjak Nabi datang ke Madinah, tidak ada tahun yang digunakan dalam penanggalan, demikian juga saat Abu Bakar menggantikan beliau sebagai khalifah, dan juga di empat tahun pertama pemerintahan Umar bin Khattab. Umar, dalam pertemuan tersebut berkata: "Perbendaharaan negara semakin banyak. Apa yang kita bagi dan sebarkan selama ini tidak memiliki catatan tanggal yang pasti. Bagaimana kita bisa mengatasi ini?"

Setelah melalui berbagai usulan tentang titik acuan dimulainya penanggalan atau kalender hijriyah, akhirnya diputuskan bahwa tahun terjadinya peristiwa Hijrah menjadi tahun pertama kalender islam. Sebelumnya diusulkan tahun lahir Nabi atau tahun wafat beliau. Tetapi semuanya dianggap kurang tepat.

Negeri islam yang semakin besar wilayah kekuasaannya menimbulkan berbagai persoalan administrasi. Surat menyurat antar gubernur atau penguasa daerah dengan pusat ternyata belum rapi karena tidak adanya acuan penanggalan. Masing-masing daerah menandai urusan muamalah mereka dengan sistem kalender lokal yang seringkali berbeda antara satu tempat dengan laiinnya. Dengan ditetapkannya sistem kalender hijriyah yang memiliki tahun oleh Khalifah Umar bin Khattab, akhirnya sebagian permasalahan pencatatan ini menjadi teratasi. 


Peristiwa Hijrah sebagai tonggak Kalender Islam

Masalah selanjutnya adalah menentukan awal penghitungan kalender islam ini. Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad saw., seperti orang Nasrani? Apakah saat kematian beliau? Ataukah saat Nabi diangkat menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an? Ataukah saat kemenangan kaum muslimin dalam peperangan?

Ternyata pilihan majelis Khalifah 'Umar tersebut adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah. Karena itulah, kalender islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender hijriyah. Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun peristiwa Hijrah atau bertepatan dengan 16 Juli 622 M. Peristiwa hijrah Nabi saw. sendiri berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal 1 H atau September 622 M.

Pemilihan peristiwa Hijrah ini sebagai tonggak awal penanggalan islam memiliki makna yang amat dalam. Seolah-olah para sahabat yang menentukan pembentukan kalender islam tersebut memperoleh petunjuk langsung dari Allah. Seperti Nadwi yang berkomentar:

"Ia (kalender islam) dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan keberlangsungan Risalah. Ia adalah ilham ilahiyah. Allah ingin mengajarkan manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan berlangsung terus. Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap tahun bukan kepada kejayaan dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka agar melakukan hal yang sama."

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Mengenal 12 Nama Bulan dalam Kalender Islam beserta Sejarahnya"