Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Negara Mayoritas Islam Kini Jadi PEMBELA Negara Palestina, Bagaimana Nasib Israel ?

muslim dan palestina


Muslim dan Palestina

Masjid Hanya Milik Muslim

Negara Mayoritas Islam Kini Jadi PEMBELA Negara Palestina,  Bagaimana Nasib Israel ? - Dimasa Rasulullah SAW, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri’tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial (makro). Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li’an (saling melaknat) dan lain sebagainya. Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim disitu ada Masjid.

Secara makro peran Masjid adalah sebagai sarana tempat berkumpul (musya- warah, diskusi, dauroh/seminar), menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah, kegiatan social, pembinaan ummat, pusat da’wah dan kebudayaan Islam, pusat kaderisasi ummat, sbagai pusat kebangkitan ummat dan lain sebagainya. Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat dalam berbagai asfek kehidupan, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri kepada Pencipta-Nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah SWT maupun kebutuhan material/lahiriyah laninya. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan umat. Dewasa ini banyak masjid yang sudah dikelola secara profesional. Masyarakat pun sudah merasakan langsung manfaatnya.

Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan manajemen yang baik. Tegasnya, perlu tindakan mengaktualkan fungsi dan peran Masjid. Meskipun fungsi dan peran utamanya sebagai tempat menegakan shalat (mikro), namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja.

Sebenarnya, inti dari peran Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan Masjid itu sendiri. Jadi keberhasilan dan kekurang peran dan fungsi Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah. Secara mikro peran Masjid dalam kehidupan umat Islam, sebagai tempat beribadah. Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, berzikir, beri’tikaf dan ibadah sunnat lainnya maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat dan beribadah baik khusus maupun umum sesuai dengan ajaran Islam.

Mengoptimalkan peran masjid dalam mendidik anak artinya memanajemen organisasi yang ada di dalam lembaga tersebut dengan baik sehingga menghasilkan output yang baik pula. Masyarakat berperan aktif untuk menjadikan masjid sebagai tempat pendidikan terutama pendidikan anak, agar peran dan fungsinya kembali seperti masa Rasulullah SAW. Optimalisasi peran masjid, secara tidak langsung akan mendukung gerakan pemerintah dalam pembangunan manusia seutuhnya, terutama anak-anak sebagai generasi penerus. Optimalisasi peran masjid bertujuan agar masjid dapat membantu program-program pembangunan bagi umat Islam secara universal.

Pendidikan memiliki peran yang besar dalam pembangunan suatu bangsa, antara lain dalam pembentukan wawasan kebangsaan, pertumbuhan ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), penyiapan tenaga kerja, dan peningkatan etika dan moralitas (Sonhadji, 2018: 92-93). Sesuai dengan visi pendidikan dan kebudayaan tahun 2025 adalah untuk menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif (insan Kamil/insan paripurna)

Secara makro peran Masjid adalah sebagai sarana tempat berkumpul (musya- warah, diskusi, dauroh/seminar), menuntut ilmu/pendidikan, bertukar pengalaman, kegiatan sosial, pembinaan ummat, pusat da’wah dan kebudayaan Islam, pusat kaderisasi ummat, pusat kebangkitan ummat dan lain sebagainya. Dewasa ini banyak masjid yang sudah dikelola secara profesional. Masyarakat pun sudah merasakan langsung manfaatnya.

Secara mikro peran Masjid dalam kehidupan umat Islam adalah sebagai tempat beribadah. Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, berzikir, beri’tikaf dan ibadah sunnat lainnya maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat dan beribadah baik khusus maupun umum sesuai dengan ajaran Islam.

Yahudi Ibadahnya Tidak Di Masjid

Islam pertama kali diperkenalkan di wilayah Palestina selama awal penaklulan Islam pada abad ke-7, ketika tentara dari Jazirah Arab di bawah Kekhalifahan Rasyidin menaklukan wilayah yang sebelumnya berada di bawah kendali Bizantium. Palestina mulai berada di bawah pengaruh Islam ketika ditaklukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Muslim dan palestina menjadi kuat dibawah kekuasaan Umar bin Khattab waktu itu.

Pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah kedamaian dan ketertiban terus terjaga di Palestina. Umat Islam juga tidak pernah memaksakan umat lain untuk memeluk Islam. Disamping itu penduduk Palestina segera mengadopsi kebudayaan Arab. Dari segi bahasa misalnya, sebelum kedatangan Islam bahasa Aramiah digunakan secara luas di Palestina. namun, setelah dikuasai Islam bahasa yang digunakan pun berganti menjadi bahasa Arab sampai saat ini. 

Sebagai hasil dari Kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah, dari 1516 sampai 1917, bangsa Turki Utsmaniyah memerintah dalam sejarah Palestina. Kepemimpinan mereka diperkuat dan memastikan sentralitas dan pentingnya Islam sebagai agama dominan di wilayah ini. 

Yerusalem adalah tiga dari kota suci dalam Islam setelah Mekah dan Madinah di Arab Saudi.. Haram al Sharif Kompleks al-Haram di Yerusalem dipercaya oleh Muslim sebagai lokasi dari di mana Muhammad naik menuju Janah (surga). Keyakinan Islam yang diterima secara luas ini memunculkan kepentingan religius dan spiritual mereka dari Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsa yang berdekatan. 

Pada 1922, Inggris menciptakan Majelis Tinggi Islam yang diperintahkan di Palestina dan menunjuk Amin al-Husayni (1895-1974) sebagai Mufti Agung dari Yerusalem. Dewan tersebut dihapuskan pada tahun 1948. Inggris memindahkan pemerintahan Islam ke tanah Hasyimiyah yang berbasis di Yordania, dan bukan di Bani Saud. Hasyimiyah menjadi penjaga resmi tempat suci ummat Islam di Yerusalem dan daerah sekitarnya. penjagaan sangat kuat saat Yordania menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur (1948-1967). Saat ini, hanya ummat Islam yang diperbolehkan shalat di Bukit Bait Suci yang dikelola oleh wakaf Islam, sebuah badan adminstratif yang bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan Islam di wilayah Bukit Bait Suci. 

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Negara Mayoritas Islam Kini Jadi PEMBELA Negara Palestina, Bagaimana Nasib Israel ?"